Oleh Miftahuddin
Pondok Pesantren Tradisional Berbicara pondok pesantren tidak lepas dari perkembangan agama Islam di Indonesia. Karena pondok pesantren adalah bagian dari upaya dakwah untuk mengembangkan agama Islam. Kegiatan pembelajaran (mengaji) yang berlangsung secara informal, baik yang dilaksanakan di rumah-rumah, surau (langgar), musholla, majlis ta’lim maupun masjid adalah bentuk evolusi bagi terbentuknya pondok pesantren. Dan pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia.
Menurut sejarah, bahwa pada abad XVII (1619) di Jawa (Gresik) sudah ada pondok pesantren yang didirikan oleh Sunan Maulana Malik Ibrohim sebagai lembaga untuk melaksanakan kegiatan dakwah, pengajian (ngaji) dan serangkaian kegiatan ibadah ritual.
1.Adanya pemondokan (asrama)
2.Masjid (musholla)
3.Pengajian kitab kuning
4.Santri dan
5.Kyai (pengasuh)
Lima unsur inilah yang harus ada pada sebuah pondok pesantren, yang biasa kuita kenal sebagai pondok tradisional. Kemudian pada perkembangannya pondok pesantren ini mengalami pengembangan dengan mendirikan madrasah diniyah dengan system klasikal. Meskipun begiitu, proses pembelajaran dengan system sorogan, wetonan, kilatan dan posonan (kegiatan khusus dibulan Romadlon ) tetap ada. Pondok pesantren tradisional tersebut dengan kesederhanaannya mempunyai fungsi antara lain:
1.Sebagai lembaga tafaqqohu fiddin
2.Sebagai lembaga tarbiyah ( pendidikan)
3.Sebagai lembaga social
4.Sebagai gerakan kebudayaan,dan bahkan bisa
5.Sebagai kekuatan politik.
Disamping itu pesantren tradisional mempunyai spesifikasi yang sangat dengan criteria sebagau berikut:
1.Landasan filosofisLandasan filosofis pesantren adalah teologis dan religius yang berposisi substansial dan bersifat integral. Yakni kegiatan pesantren merupakan interpretasi tauhid secara utuh; yaitu semua kegiatan niat ibadah dan untuk mencari ridlo Allah. Sedangkan pada lembaga umum cenderung pragmatusme dan orientasi pasar (keduniawian, sementara teologi sdan religiuitas pada posisi instrumental dan segmental.
2.Kitab kuning : Kitab kuning sebagai bagian dari unsure pesanren adalah merupakan ciri khusus bagi pesantren yang tidak terdapat pada lembaga pendidikan umim, dan menjadi pelajaran baku. Kitab kuning adalah kitab-kitab salaf ( klasik ) yang masih tercetak dengan bahasa Aarab, baik dalam bentuk kurasan maupun jilidan dan terintroduksisecara populer dengan nama kitab kuning, karena kertasnya memang berwarna kuning, meskipun sekarang banyak yang tercetak ulang dengan kertas putih.
3.Orientasi dan Visi : Orientasi pesantren adalah melaksanakan semua kegiatan ( ta’lim dan ta’allum ) hanya dengan niat ibadah. Sedangkan tujuannya adalah untuk menjadi hamba Allah yang sholih, tidak ada niat ambisi atau obsesi lain.Adapun visi pesantren tercermin pada pola pendidikan yang mengacu pada pembentukan moral dan akhlaq yang mulia ( karimah )
PONDOK PESANTREN TERPADU
Perkembangan pondok pesantren dan madrasah mulai terasa sejak dikeluarkannya SKB Tiga Mentri ( Mentri Agama, Mendikbud dan Mendagri ) pada awal tahun 70 an. Karena dengan SKB tersebut madrasah mempunyai posisi dan kesempatan yang sama dengan pendidikan umum. Bahkan sekarang pendidikan agama – madrasah, telah dituangkan dalam GBHN dan termasuk dalam system pendidikan nasional. Karena itu tidak salah kalau madrasah-yang merupakan bagian dari pondok pesantren, siap berkompetisi dengan pendidikan umum. Pondok pesantren yang merupakan induk madrasah juga menyesuaikan dengan perkembangan pendidikan.
Pondok pesantren, disamping tetap konsisten dalam mengemban fungsi sebagai pondok pesantren salafy, selalu adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pendidikan. Pada awalnya pondok pesantren mengembangkan pendidikannya dengan mendirikan madrasah diniyyah dengan system klasikal.
Pada perkembangannya, pondok pesantren telah membuka madrasah yang bermuatan kurikulum nasional ( Depag ) sebagaimana MTs dan MA. Bahkan tidak sedikit pondok pesantren yang telah membuka pendidikan umum dan kejuruan. Semangat untuk selalu maju dan berkembang sangat nampak, sebagaiman yang kita saksikan pada pondok pesantren YANABI’UL ULUM WARROHMAH yang bernaung dibawah BPPMNU BANAT KUDUS, yang sudah menjadi pondok pesantren terpadu.
PONDOK YANABI’UL ULUM WARRAHMAH Nama “Yanabi’ul ‘Ulum Warrahmah” adalah kolaborasi dua nama yang diberikan oleh KHM. Ulin Nuha Arwani dan KHM. Sya’roni Ahmadi, dua tokoh / ulama kharismatik di Kudus. Dan nama tersebut resmi digunakan pada tahun 2002.Pondok pesantren tersebut berdiri pada tahun 1994, bersamaan dengan berdirinya Madrasah Aliyah Keagamaan ( MAK ) dengan nama Pondok Pesantren MAK. Pada awalnya pondok tersebut tidak dilengkapi dengan kurikulum pondok sebagaimana mestinya. Karena pondok pada waktu itu tidak lebih sebagaimana tempat pemondokan ( asrama ) siswa, sebagai syarat untuk mendirikan MAK. Materi pengajian dan pengajaran yang diberikan bersifat tutorial ( sore hari ) untuk menunjang materi kurikulum MAK.
Pada tahun 2000, materi tutorial mulai dikombinasikan dengan materi pelajaran diniyyah setingkat ‘ulya dan disempurnakan dengan pengajian kitab kuning pada malam hari. Ditengah-tengah kegiatan pembelajaran pagi hari untuk kurikulum Depag, sore hari untuk kegiatan tutorial dan malam hari untuk kegiatan pengajian kitab kuning, pelajaran al-Qur’an selalu diajarkan secara intensif. Demikian juga muhadasah dan conversation. Sehingga banyak santri yang juga belajar menghafal al-Qur’an. Dan kefasihan baca al-Qur’an, muhadatsah dan conversation adalah termasuk bagian cirri khusus pondok pesantren ini.Disamping kegiatan pendalaman materi agama dan umum, para santri juga dibekali berbagai kegiatan keterampilan, antara lain, tata busana, seni kaligrafi, dan berbagai bentuk kegiatan keterampilan yang bisa menunjang kemandirian santri dalam berwiraswasta. Pada tahun 2004 – 2006 pondok pesantren ini mulai membuka diri dengan menerima siswa SMK NU Banat menjadi santri pondok. Hal ini telah membuka pemikiran baru tentang materi pelajaran tutorial dan pengajian kitab kuning. Karena heteroginitas santri mulai tampak. Karena itu adaptasi pengembangan materi selalu dilakukan.Namun peserta didik dari SMK untuk harus mondok tidak bisa bertahan dan berkelanjutan, akhirnya berakhir pada tahun ajaran 2006/2007.
Pada tahun 2005, pondok pesantren ini mulai mengembangkan sayap untuk menerima santri baik yang ada di program MAK, IPA, IPS, maupun BHS. Sejak ini dibukalah bea siswa pondok pesantren. Mereka adalah yang termasuk 40 besar hasil seleksi penerimaan peserta didik baru.Sejalan dengan program ini, dibukalah madrasah diniyyah setingkat ‘ulya dengan kurikulum diniyyah murni ( tidak terkait dengan tutorial ) untuk membekali santri yang cenderung heterogen bidang keahliannya.Untuk melengkapi sebagai pondok pesantren terpadu, telah disediakan berbagai fasilitas dan kegiatan antara lain :1. MA dengan program Pendidikan Keagamaan ( PK ), BHS, IPA, IPS2. MMMadrasah Diniyah ( MADIN ) setingkat ‘ulya.3. Kopontren “ Al Barokah “4. Wartel5. Internet6. Musholla ( aula santri )7. Perpustakaan digital8. Lapangan olahraga9. Kegiatan bahsul masail10. Kegiatan debat bahasa inggris dan arab11. Pengajian kitab sistim sorogan12. Kegiatan pengajian al-Qur’an bittaghonni13. Kegiatan senam dzikir, dll.
PROFIL PONDOK PESANTREN YANAABI’UL ULUM WARROHMAH
VISI
Terwujudnya Pondok Pesantren putri sebagai pusat keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK yang islamy dan sunny.
MISI
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas, baik akademik, moral maupun sosial, sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK dalam rangka mewujudkan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur
Tujuan
Membekali santri agar
1. Mampu memahami ilmu agama dan umum
2. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari
3. Memiliki ilmu keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat
4. Mampu berkomunikasi social dengan modal bahasa asing praktis ( Bahasa Arab dan Bahasa Inggris )
5. Mampu memahami ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
JANGKA PENDEK :
1. Disiplin jama’ah 5 waktu
2. Menghidupkan kegiatan kepesantrenan (Da’wah, Rebana, English dan Arabic Club)
3. Mendayagunakan santri dalam pendelegasian semua kegiatan Pondok Pesantren (Perpustakaan, UKP, Koperasi)
4. Pendelegasian santri dalam kegiatan prestasi kemasyarakatan (Lomba Speech dan Khitobah, MTQ, Olahraga, Cerdas Cermat Agama Islam)
JANGKA MENENGAH :
1. Mampu tampil dalam lomba-lomba tingkat Provinsi2. Mewajibkan berbahasa Arab dan Inggris pada hari yang telah ditentukan3. Mensosialisasikan penggunaan Bahasa Jawa sesuai tata karma yang ada
JANGKA PANJANG :
1. Dapat berprestasi dalam lomba-lomba sampai tingkat nasional
2.Dapat memasuki perguruan tinggi negeri favorit semaksimal mungkin
3. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
4. Merasa puas atas hasil karya sendiri dengan prinsip “ Tidak lurus tingkah laku seseorang yang tidak berbuat dan tidak baik perkara seseorang yang lalai”
5. Lebih suka memberi daripada menerima
6. Relatif bebas dari keterangan atau keresahan (Prinsip : Laksanakan tugas dengan sejuk, sabar, teliti, hati-hati)
7. Suka membantu dan menyenangkan orang lain
8. Dapat mengambil hikmah dari kegagalan
9. Dapat menemukan penyelesaian konstruktif setiap pertentangan
10. Dapat mengembangkan kasih sayang sebesar-besarnya (antarumat manusia)
11. Selalu bersifat ngapes, ngalah, ngasor, ngegungke liyan
12. Menerapkan Metode PAKEM (Fisik dan Sosio Psikologis)
Aman, Nyaman, dan Menyenangkan dengan :
9K =
Keimanan
Kebersihan
Keamanan
Ketertiban
Keindahan
Kekeluargaan
Kerindangan
Kesehatan
Kembali
Copyright © 2005 - 2010 - Banat NU Kudus
Jl. KHR Asnawi No. 30 Kudus - Telp : (0291) - 443283 - 3305519 - 445213 - 437037
Jl. KHM. Arwani - Krandon Kudus Telp : (0291) - 443143 Fax : 443143
* Mahasiswa IAIN Walisongo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar